Tahun 1931
Benih LEMBAGA MISSI RECLASSEERING REPUBLIK INDONESIA (LMR-RI) telah ada di Indonesia sejak tahun 1931 yang dirikan oleh Prof. Mr. Djojo Adhi Diningrat, dkk dalam upaya persiapan kemerdekaan dengan konsep “Reclasseering Indonesia”. Tujuan utama saat itu adalah membela hak-hak rakyat Indonesia yang tertindas oleh penjajah asing.
16-17 Agustus 1945
Pada tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 16 Tim 41 (Pasukan Gempur) di bawah Komando Brigadir Jenderal Tubagus Ibnu Fajar Gunadi Putra Bangsa (Ketua Reclasseering) Mengamankan dan Mengawal Rombongan Ir. Soekarno dan Bung Hatta serta Ibu Patmawati dan Guruh Soekarno Putra yang berusia 8 (Delapan) bulan berangkat menuju Kerawang Renggas Dengklok Dalam upaya persembunyian dan Mengatur Siasat. Dan pukul 23.00 Rombongan sudah tiba kembali di Jakarta di kediaman Ir. Soekarno di Pengangsaan Timur. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10 pagi Rombongan 41 beserta Pemuda Pelopor dan TKR ikut Membacakan Teks Proklamasi 1945. Tim Reclasseering turut serta membacakankan Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
18 Agustus 1945
Sesuai anjuran dari Prof. DR. GPH. Tjokrodiningrat,SHS dan sejalan dengan Proklamasi Kemerdekaan, Presiden RI Ir. Soekarno memberikan instruksi kepada Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi untuk meneruskan pelaksanaan Proklamasi ke seluruh Jawa dan Madura. Dalam instruksi tersebut, Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi diberi tugas untuk membebaskan narapidana politik dan menampung bekas tawanan perang dari seluruh penjara di Indonesia. Dari tugas inilah ide pendirian LMR-RI lahir bersama-sama Dr. R. Mustopo dan Saimun Zain yakni membentuk lembaga yang bertujuan mengembalikan harkat dan martabat manusia atau Hak Azasi Manusia.
21 Mei 1946
Konsep Anggaran Dasar LMR-RI mulai dirancang oleh Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi saat mengikuti latihan militer di Asrama Republik Indonesia, Solo. Dengan dedikasi penuh, ia lulus dengan hasil terbaik.
17 Agustus 1946
LMR-RI resmi dideklarasikan di Jl. Merbabu No.1 Yogyakarta, dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Letnan Kolonel Sugiri, Mayor Slamet Riyadi, H.S. Hadiprawiro, dan lainnya.
5 September 1946
LMR-RI melalui seksi “P” yang berkedudukan di Jl. Kawi No.27 Malang berhasil membongkar jaringan agen rahasia NICA, RECOMBA, RANTE MAS, dan DJAGO. Ini menegaskan peran vitaln LMR-RI dalam menjaga keamanan negara.
1 Oktober 1946
LMR-RI membantu pemerintah dengan menyerahkan sebanyak 80 peti emas batangan dan 40 peti emas bubuk (bullion) yang diserahkan Letkol Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi kepada Dr.Moh. Hatta dan Mr. Sjahrir untuk dijadikan modal bagi pembentukan Kabinet Parlementer (Sjahrir).
21 Juli 1947
Pendiri LMR-RI Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi selaku Komandan Resimen Penggempur Istimewa (dibawah komando MBP/TCDT Dr.R. Mustopo) berada di medan pertempuran melawan Agresi Belanda
18 September 1948
LMR-RI, turut berperan menumpas pemberontakan PKI Madiun Pimpinan Muso.
19 Desember 1948
Beberapa Tokoh dan unsur LMR-RI terlibat dalam pertempuran melawan Agresi Belanda II.
23 Juni 1949
Berdasarkan perintah Panglima Besar Jenderal Sudirman, maka Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi sebagai pendiri dan penanggung jawab LMR-RI mengadakan Kongres Sentral Komando Angkatan perang Gerilia Total Jawa Timur bertempat di Gunung Kawi, Malang Selatan.
30 Desember 1949
LMR-RI mengadakan penampungan pejuang dan veteran perang berkenaan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda.
21 Januari 1950
Markas Reclasseering berpindah dari Sengguro ke Jl Lowokwaru Kota Malang.
23 Maret 1950
Kantor dan kediaman Ketua Umum LMR-RI pindah dari Malang ke Jl.Batutulis No.34 Bogor.
17 Agustus 1950
Secara de jure Anggaran Dasar LMR-RI disahkan melalui Akta No.29 Notaris Gusti Djohan. Susunan Badan Pengurus yang pertama Sbb:
Ketua : TUBAGUS IBNU FAD JAR GUNADI
Sekertaris : R. Ng. SISWO
Bendahara : Ny. Rd. IDHA SURJATAMA
Wakil Ketua : H.S. HADIPRAWIRO
27 Oktober 1950
Sehubungan pengakuan Instansi-instansi berwajib terhadap keberadaan LMR-RI, maka kantor pusat LMR-RI ditetapkan di JL.Gajah Mada 185 Jakarta Pusat.
23 Maret 1953
LMR-RI mengerjakan proyek pembangunan Depo Pendidikan Batalyon Infantri III Bogor. Kantor dan kediaman Ketua Umum LMR-RI bertempat di J1.Gunung Batu 467/71 Bogor.
21 Mei 1954
Ketua Umum LMR-RI Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi membuat permohonan kepada Menteri Kehakiman RI agar LMR-RI mendapat surat penetapan resmi dari pemerintah.
27 Juli l954
LMR-RI membentuk Gerakan Pembebasan Irian Barat (GERPI).
31 Juli 1954
Perubahan Anggaran Dasar LMR-RI untuk melengkapi permohonan penetapan Menteri Kehakiman RI.
10 Nopember 1954
LMR-RI Mengirim Barisan Pembebasan Irian Barat yang pertama.
12 Nopember l954
LMR-RI mendapat Surat Penetapan Menteri Kehakiman RI. No.J.A.5 / 105 / 5 Tgl.l2- Nopember-1954 yang menyatakan sah Anggaran Dasar LMR-RI untuk Negara dan Masyarakat. Melalui surat penetapan ini LMR- RI diakui sebagai Badan Peserta Hukum yang berhak atas nama sendiri menjalankan dan mengalami tindakan yang dilindungi oleh Hukum, mempunyai milik dan mempertahankan haknya dimuka dan diluar pengadilan.
31 Desember 1954
Pengumuman Berita Negara No.105 Tambahan Lembaran Negara No.90 tentang Sahnya Anggaran Dasar LMR-RI.
21 Maret 1955
LMR-RI melaksanakan program Transmigrasi Bedol Desa yang pertama dari Jawa Tengah ke Propinsi Lampung
1 Mei-1955
LMR-RI mengirim laskar combadnya yang kedua ke Irian Barat.
29 September 1955
Beberapa tokoh LMR-RI turut serta mensukseskan penyelenggaraan PEMILU yang pertama di Indonesia.
25 Januari 1956
LMR-RI membentuk rayon-rayon Penjagaan Keamanan Partikulir (Pengamanan Swakarsa) yang dihimpun oleh KMKBDR Biro V bersama BRM.Tjokrodiningrat untuk menjaga keamanan seluruh Jakarta Raya.
28 Februari 1956
Ketua Umum LMR-RI Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi selaku Koordinator KMKBDR bersama BRM. Tjokrodmingrat mengucapkan Sumpah Panca Prasetya di Gedung Proklamasi dan Pelantikan Oleh Presiden RI di Istana Negara.
28 September 1956
Ketua umum LMR-RI Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi mendapat perintah selaku anggota pembantu ITPR untuk mencari bahan-bahan kepada gerombolan bersenjata dalam rangka pemulihan keamanan.
27 Mei 1957
Ketua Umum LMR-RI Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi di tunjuk oleh Jaksa Agung RI R. Soeprapto sebagai Petugas Khusus dalam bidang pengawasan Subversif Asing.
27 Agustus 1958
LMR-RI memfasilitasi orang-orang bekas gerombolan DI/TII untuk kembali kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
19 Desember 1959
Mendapat order dari pemerintah melevering bahan material untuk pembangunan Istora Senayan menyongsong penyelenggaraan Asean Games.
17 Januari 1960
LMR-RI mengumpulkan tenaga rakyat di tiga desa yakni Kapuk, Kedawung, dan Pesing untuk membangun Istora Senayan dan Pembangunan rumah dinas Bank Indonesia.
2 Januari 1962
LMR-RI mengimpor mobil Oldjear untuk keperluan tamu negara peserta Asian Games.
5 Oktober 1965
Segenap komponen LMR-RI mengecam perbuatan biadab PKI dalam peristiwa G.30.S/PKI.
17 Agustus 1966
LMR-RI menyumbang sembako kepada masyarakat tidak mampu melalui Kabinet Ampera.
13 September 1966
Sekretaris Presidium Kabinet Ampera Kolonel CKH.Soedarmono,SH mengucapkan terima kasih atas sumbangsih LMR-RI.
21 Juni 1970
Segenap unsur dan komponen LMR-RI seluruh Indonesia berkabung atas meninggalnya Proklamator Bangsa Indonesia Ir. Sukarno. Ketua Umum dan Staf LMR-RI menghadiri pemakaman Bung Karno di Blitar.
3 Juli 1971
LMR-RI berperan serta mensukseskan PEMILU Ke 2 di Indonesia dan yang pertama di zaman orde baru.
13 Maret 1972
Ketua Umum LMR-RI Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi mengikuti seminar Angkatan Darat dengan tema Pewarisan Nilai-nilai Perjuangan 1945.
5 Juli 1977
LMR-RI turut mensukseskan PEMILU 1977
20 Mei 1978
Rencana pembangunan laboratorium LMR-RI di Bogor
26 April 1979
Ucapan terima kasih Dirjen Agraria kepada LMR-RI atas usaha dan kerjasama LMR-RI dengan Direktorat Jenderal Agraria.
25 Mei 1979
Ketua Umum LMR-RI menugaskan Tim Formatur untuk memilih pengurus baru, LMR- RI KOMWIL Jawa Tengah, yang ditugaskan antara lain: T. Soetono Siswady, H. Basori, M Toyib dan Sutarjan.
6 Agustus 1979
Surat dari Kepala Direktorat Bispa yang mengingatkan kepada Ketua Umum LMR-RI agar waspada terhadap oknum-oknum yang ingin menjatuhkan nama baik LMR-RI berdasarkan temuan dan bukti-bukti yang ada pada Direktorat Bispa.
2 November 1980
Membantu penyelesaian ganti rugi tanah masyarakat Rawarengas, Tangerang yang akan dijadikan Bandara Internasional Soekarno- Hatta.
6 November 1980
Sabotase kecelakaan lalu lintas yang hampir merenggut jiwa Ketua Umum LMR-RI, dalam insiden tersebut juga menewaskan Sekretaris dan supir pribadi Ketua Umum LMR-RI.
28 April 1981
Surat dari Sintelkam Mabes POLRI kepada LMR-RI No. Pol : R/4- 51/IV/81/SINTELKAM tentang perlunya meningkatkan kerjasama antara LMR-RI dan POLRI.
14 Oktober 2021
Penyerahan Jas Kebesaran Pendiri Lembaga Missi Reclasseering Republik Indonesia Tubagus Ibnu Fadjar Gunadi kepada Bapak Hari Sumangkat sebagai simbol penerus perjuangan LMR-RI yang kini mendunia melalui wadah LMR-RI Internasional